Friday, October 20, 2006

Eid Mubarak!

If there is a day, there must be a night
If there is a black, there must be a white
If there is a mistakes, there must be forgiveness

Mohon maaf
untuk... lisan yang tak terjaga
untuk... janji yang terabaikan
untuk... hati yang kerap berprasangka
untuk... sikap yang pernah menyakitkan

Kadang... mata salah memandang
Kadang... mulut salah berucap
Kadang... tubuh salah bersikap
Kadang... akal salah bertafsir
Kadang... hati salah merasa

Dalam kerendahan hati, ada keluruhan budi
Dalam kemiskinan harta, ada kekayaan jiwa
Hidup ini indah, jika ada maaf diantara sesama

Walau... langkah tak sempat bertemu
Walau... tangan tak sempat berjabat
Walau... ucap tak sempat terdengar
Tapi... setidaknya kata-kata masih dapat terungkap

Meski... sebuah kata dapat memisahkan persahabatan
Meski... sebuah kata dapat memisahkan persaudaraan
Tapi... sebuah kata juga dapat kembali menyatukan

Kepada Allah kita mohon ampun
Kepada manusia kita saling memaafkan

Sucikan hati, bersihkan diri, sambil mengucap:

TAQABALALLAHU MINNA WA MINKUM SHIYAMANA WA SHIYAMAKUM
KULLU AMIN ANTUM BI KHAIR...
TAQABAL YAA KARIM

SELAMAT IDUL FITRI 1 SYAWAL 1427H
MINAL 'AIDIN WAL FA'IDZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

[Totok - Rilanda - Naritsa - Naura]

Thursday, October 19, 2006

Andai Ini Ramadhan Yang Terakhir


Andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
Tentu siangnya engkau sibuk berzikir
Tentu engkau tak akan jemu melagukan syair rindu
mendayu... merayu... kepada-NYA Tuhan yang satu

Andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
Tentu sholatmu kau kerjakan di awal waktu
Sholat yang dikerjakan... sungguh khusyuk lagi tawadhu'
Tubuh dan qalbu... bersatu memperhamba diri
Menghadap Rabbul Jalil... menangisi kecurangan janji
"Innasolati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil 'alamin"
[Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku...
kuserahkan hanya kepada Allah Tuhan seru sekalian alam]

Andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
Tidak akan kau sia siakan walau sesaat yang berlalu
Setiap masa tak akan dibiarkan begitu saja
Di setiap kesempatan juga masa yang terluang
Alunan Al-Quran bakal kau dendang... bakal kau syairkan

Andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
Tentu malammu engkau sibukkan dengan
bertarawih... berqiamullail... bertahajjud...
mengadu... merintih... meminta belas kasih
"Sesungguhnya aku tidak layak untuk ke syurga-MU
tapi... aku juga tidak sanggup untuk ke neraka-MU"

Andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
Tentu dirimu tak akan melupakan mereka yang tersayang
Mari kita meriahkan Ramadhan
Kita buru... kita cari... suatu malam idaman
Yang lebih baik dari seribu bulan

Andai kau tahu ini Ramadhan terakhir
Tentu engkau bakal menyediakan batin dan zahir
Mempersiap diri... rohani dan jasmani
Menanti-nanti jemputan Izrail
Di kiri dan kanan... lorong-lorong ridha Ar-Rahman

Duhai Ilahi...
Andai ini Ramadhan terakhir buat kami
Jadikanlah ia Ramadhan paling berarti... paling berseri...
Menerangi kegelapan hati kami
Menyeru ke jalan menuju ridho serta kasih sayangMu Ya Ilahi
Semoga bakal mewarnai kehidupan kami di sana nanti

Namun teman...
Tak akan ada manusia yang bakal mengetahui
Apakah Ramadhan ini merupakan yang terakhir kali bagi dirinya
Yang mampu bagi seorang hamba itu hanyalah
berusaha... bersedia... meminta belas-NYA

Andai benar ini Ramadhan terakhir buat kami
MAAFKAN SEMUA KESALAHAN YANG PERNAH DILAKUKAN

Wednesday, September 27, 2006

Marhaban Yaa Ramadhan


Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Wahai Saudara-saudaraku tercinta,

Tanpa terasa waktu terus bergulir..... dari jam ke jam..... hari ke hari..... dan bulan berganti bulan..... Pada akhirnya kita kembali menemukan dan mendapatkan suatu saat, dimana Allah mengundang dan menjamu seluruh Muslim di dalam suatu pesta besar..... Pesta dimana kita semua dapat sepuas-puasnya mereguk rahmat dan ampunan Allah. Pesta dimana kita diberi kesempatan besar untuk berjumpa dengan Sang Pencipta. Pesta dimana si fakir, si miskin dan si yatim diberi kesempatan untuk merasakan nikmatnya rizki melalui tangan-tangan kita sebagai orang yang berkecukupan..... Sungguh..... betapa meriahnya pesta tersebut. Dialah bulan Ramadhan.....

Tangis haru bercampur gembira meliputi kita semua, sebagai hamba Allah yang selalu merindukan kehadiran Ramadhan. Akankah kita termasuk hamba-Nya yang beruntung? Hamba yang menyambut jamuan-Nya dengan penuh persiapan? Hamba yang menghadiri jamuan-Nya dengan "Iman" dan "Ihtisab (mengharap ridho-Nya)"? Semoga Allah mendengar dan meng-ijabah pinta dan harapan kita semua.....

Saudaraku... aku adalah salah satu teman karibmu. Sekian lama aku telah mengenal, bertemu, bertegur sapa dan berinteraksi denganmu. Tawa canda, senda gurau, bahkan perselisihan, sudah sekian kali kita alami bersama. Saat ini aku sangat menyadari, bahwa setiap kali kekhilafan dan kesalahpahaman yang terjadi adalah semata-mata karena kebodohan, keangkuhan dan kelemahanku sebagai seorang insan biasa. Betapa meruginya diriku, sekiranya di saat aku bersiap menghadiri jamuan Allah di bulan Ramadhan, masih ada saudara-saudaraku yang terluka hatinya karena kedzaliman tingkah laku dan ucapanku.....!!!
Astaghfirullah....., Astaghfirullah....., Astaghfirullah.....

Saudaraku, hanya melalui blog ini..... disertai dengan segala ketulusan dan kerendahan hatiku..... Aku memohon maaf sebesar-besarnya atas segala kedzaliman yang telah aku perbuat. Aku memohon maaf atas segala prasangka buruk terhadapmu yang pernah terbersit di hatiku selama ini. Kiranya Saudaraku sekalian berkenan mengabulkan permohonanku. Dan Aku memohon semoga Allah pun mengampuni dosa kita semua..... Aaamiin.

Marhaban yaa Ramadhan..... Insya Allah kami semua akan menyambutmu dengan semangat Iman..

Wassalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Dari teman & saudara dekatmu,


Rilanda


PS: Seharusnya tulisan ini dipublish sebelum hari pertama Ramadhan tgl 24 September, tetapi baru bisa sekarang berhubung cuti melahirkan
.

Tuesday, September 26, 2006

I'm back!!! but I'm very sad...

Udah lama banget rasanya nggak buka internet. Meski dirumah ada, tapi waktunya itu yang nggak ada...

Dimulai dengan persiapan pindah2an ke rumah terindah kami di Cibubur, setelah atap rumah hampir rubuh digerogoti rayap. Terpaksa harus renovasi, dan lumayan banyak uang yang harus dikeluarkan. Dari yang semula cuma ganti rangka atap ke rangka baja, sampai akhirnya merembet ke perluasan dan penambahan ruangan. Mau nggak mau ya harus... karena kami ingin kembali hidup mandiri seperti dulu, dan memulai menata hidup baru.
Saya hanya bisa berharap, semoga tidak hanya rumah yang terasa lebih luas dibanding dulu, tetapi hati kami pun bisa terasa lebih luas... lega dan berlapang dada menerima semua yang sudah terjadi.

Alhamdulillah akhirnya selesai juga... Dari yang semula ingin tinggal dirumah sendiri pas ultah Alifia yang ke-4, akhirnya mundur tanggal 16 Juli, pas besoknya hari pertama Fia sekolah. Dan juga hari pertama saya ambil cuti melahirkan.

Hari Kamis 10 Agustus 2006, setelah adzan Maghrib berlalu, tepatnya pukul 18:30 WIB, lahirlah puteri kami yang ke-2 dengan berat 3,2 Kg dan panjang 49 cm melalui persalinan normal di RS Islam Cempaka Putih-Jakarta Pusat.
Kalau kakaknya mengikuti jejak bundanya berbintang Aries, maka sekarang adiknya mengikuti jejak ayahnya berbintang Leo. Bayi lucu ini diberi nama 'Naura Riantsa Tsaniyah'. Naura berarti bunga dalam bahasa Arab, Riantsa adalah singkatan dari RIlanda dAN Totok SAntoso, sedangkan Tsaniyah juga berasal dari bahasa Arab yang artinya yang kedua. Jadi arti keseluruhannya adalah bunga Rilanda dan Totok Santoso yang kedua.

Tanggal 24 September, satu setengah bulan sudah usia Naura, dan besoknya saya harus segera masuk kantor, meski kalau ditotal belum 3 bulan cuti diambil. Peraturan baru yang malah membuat saya sangat sedih... karena terpaksa meninggalkan Naura yang masih sangat kecil dirumah, meski ada tante yang menemani :'(

Ya, Allah... Semoga sekarang dan nantinya Naura tetap secantik dan seharum bunga, baik paras maupun kelakuannya. Aaamiin...

Monday, May 22, 2006

Wedding Anniversary


Adalah kenyataan bahwa hampir semua lelaki pada dasarnya jarang sekali mengingat tanggal pernikahannya. Beda sekali dengan perempuan, yang justru mengganggap hal tsb cukup penting dalam kehidupannya.
Kalau saja Dewi-sepupu saya nggak sms Totok minta ditraktir untuk hal tsb, mungkin Totok nggak bakal ingat ada hal istimewa apa tanggal 20 Mei, seperti halnya tahun lalu. :'(
Padahal tanggal 20 Mei cukup mudah untuk diingat, selain hari Kebangkitan Nasional, juga tanggal ultah Una-sepupu saya, kakaknya Dewi.

Satu-dua tahun usia pernikahan, kami lewati biasa saja. Tapi Alhamdulillah... saat itu saya bersyukur, tak ada 'riak' yang berarti, yang mengganggu pernikahan kami.

Tahun 2004 tepat disaat 3 tahun usia pernikahan, kami mulai merayakannya dengan makan bersama di Tamani Cafe-Kemang, bertiga saja dengan Alifia. Cukup istimewa, meski agak kurang romantis. Itupun belakangan saya baru tau, ternyata ada yang memata2i. Waduh... serasa kayak selebs aja. Padahal terus terang, saat itu keuangan kami benar2 sedang terganggu. Tapi kalau hanya untuk makan bersama, masih mampulah...

Tepat 4 tahun usia pernikahan di tahun 2005, saya mengejutkannya dengan memberi kado yang cukup besar yang dikirim ke kantornya. Sedangkan Totok benar2 lupa hari istimewa tsb. Meski isinya lebih sering dimainkan Alifia, tapi yang penting kan perhatiannya.

Sedangkan Sabtu ini, 5 tahun sudah saya mengarungi hidup bersamanya. Sejauh ini, sudah cukup banyak juga suka-duka yang kami alami, termasuk 'riak' dan 'gelombang' yang mengganggu. Kami tidak merayakannya secara istimewa, karena ada acara sekolah Alifia di Taman Buah Mekarsari. Saya memberikan kado yang dipersiapkan berdua dengan Alifia, meski tidaklah mahal dan hanya memanfaatkan apa yang ada. Karena keuangan kami sedang terganggu untuk kebutuhan renovasi rumah dan sekolah Alifia.

Saya hanya bisa berharap, semoga selanjutnya kami bisa mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Aaamin...

Thursday, May 18, 2006

Tersentak Setelah Disentil...

Bagi saya, tahun 2004 dan 2005 merupakan tahun2 terberat dan penuh cobaan. Di bulan2 terakhir tahun 2004, Allah menyadarkan bahwa kelakuan saya selama ini ternyata nol besar. Saya terlalu terlena dengan urusan dunia. Dan Alhamdulillah... karena Allah menyayangi saya jualah, maka saya pun diberi cobaan. Saat itu, saya berusaha menguatkan tekad dan meyakinkan diri saya sendiri, bahwa saya harus tegar dan kuat menghadapinya. Karena suka atau tidak, secara tidak langsung itu adalah hasil dari perbuatan saya sendiri.

"..., maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka... " (QS. Al-Maa'idah: 49)

Rasanya telinga ini seperti disentil. Bukan hanya masalah2 di kantor yang menjadi beban saya, tapi masalah2 rumah pun ikut mendera. Untung saya bisa mengendalikan diri saya, tidak lantas terhanyut dan terjerumus ke hal2 negatif. Saya berusaha mengintrospeksi diri, sudah layakkah saya menuntut ini-itu dengan kelakuan saya selama ini?

"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan siapa yang diberi hikmah, sungguh ia telah diberi kebajikan yang banyak. Tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah: 269)

Agustus 2004, bagai disambar geledek saya mendengar kabar ini. Meskipun bulan2 sebelumnya hati ini sudah terselip keraguan. Saya bingung, saya labil, saya merasa apa salah saya? Kurang mengertikah saya selama ini? Tapi percuma saya menggugat, karena pada akhirnya semua wajah seakan2 berpaling kepada saya. Raut muka mereka seolah2 mengatakan bahwa semua ini karena kesalahan saya sendiri.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Bahkan tanpa pikir panjang, 'dia' merasa dirinya lebih tau dan mengajari saya bagaimana menurutnya yang benar. Padahal kenyataannya, 'dia'... berpengalaman pun tidak. Saya heran, meski 'dia' jauh lebih tua dari saya, tapi saya nggak ngerti cara pandangnya. Dibilang dewasa, waduh... jauh sekali, apalagi bijaksana.
Jujur... saya memang nggak tau tata cara pergaulan modern, mungkin 'dia' menganggap saya kuno dan kolot. Padahal... kalau saja 'dia' mau berpikir 'waras' sedikit, bagaimana kalau situasinya dibalik? 'Dia' yang berada di posisi saya, akankah 'dia' menghujat saya? Kenapa seakan2 'dia' merasa yang lebih berhak?

"Dan bersabarlah (jangan sedih) terhadap apa yang mereka ucapkan (celaan-celaan, fitnah) dan jauhilah mereka dengan cara yang baik." (QS. Al-Muzzammil: 10)

Cukup banyak juga buku2 yang saya baca, saya berusaha mencari 'jawaban' atas semua ini. Kadang sering juga terselip rasa 'nggak adil' di hati ini. Jelas sekali 'dia' yang salah, tetapi kenapa malah saya yang harus minta maaf?! Dari buku yang saya baca, saya harus buang jauh2 'rasa itu'. Karena jika tidak, itu berarti saya nggak tulus menerima semua ini. Sementara ditempat lain, masih banyak yang tidak seberuntung saya.
Buat apa saya mengurusi hal2 yang sudah jelas2 ada yang mengaturnya? Semua perbuatan, baik ataupun buruk, sudah ada yang mengatur pembalasannya. Dan tak perlu kuatir karena Sang Maha Pengatur pasti akan berbuat adil. Apalagi Allah sudah menjanjikan:

"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyrah: 6)

Oktober 2004, bulan puasa pun tiba. Akhirnya setelah cukup lama tertunda, saya berpikir kapan lagi saya akan memulainya, sementara di kantor tidak ada larangan untuk itu. Dosa saya sudah bertumpuk. Akankah saya membiarkan tumpukan itu semakin hari semakin bertambah tinggi? Menutup aurat adalah perintah Allah, dan tentu saja jika kita tidak menjalankan perintah-Nya maka kita akan berdosa, padahal sering kita mengaku sebagai umat-Nya. Tak ada lagi alasan untuk tidak siap, karena waktu kian hari kian bertambah. Maka Alhamdulillah... pada hari Jum'at, hari pertama dibulan yang penuh berkah, untuk pertama kalinya saya keluar rumah dengan menutup semua aurat.

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (QS. An-Nuur: 30-31)

Banyak yang bilang, semakin kita bertekad untuk menutup aurat maka semakin banyak cobaan yang datang. Ternyata itupun saya alami, godaan datang silih berganti. Bukan itu saja, cobaan pun ikut mewarnai. Tapi Alhamdulillah, saya tetap pada pendirian. Februari 2005, cobaan pun berulang. Lagi-lagi Allah menyayangi saya, memberitahukan saya semuanya tanpa sengaja. Kenapa lagi ini? Ternyata selama ini apa yang sudah saya perbaiki belumlah cukup baginya. Saya hanya bisa pasrah... Buat apa saya meributkannya, kalau inti permasalahannya bukan pada saya? Dan juga bukan saya yang harus mengambil keputusan. Saya hanya bisa menerima apapun hasilnya, karena saya yakin Allah sudah menentukan garis hidup semua umat-Nya. Saya tak lagi menggubrisnya, meski lagi-lagi... dia-'si pahit lidah' mengutuk saya. Karena saya yakin dan percaya sekali, Allah-lah yang punya kuasa, bukan manusia. Termasuk keturunan sekalipun.

"Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia ciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya). Dan Dia jadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (QS. Asy-Syuura: 49-50)

Tuesday, May 09, 2006

Surat Untuk Sahabat Baikku (Siapapun Yang Merasa...)

Kepada: Sahabat baikku...


Kawan,

Dengan uang engkau dapat membeli tempat tidur, tapi tidak dapat membeli "tidur nyenyak".
Membeli sebuah jam, tapi tidak dapat membeli waktu.
Membeli sebuah buku, tapi tidak dapat membeli pengetahuan.

Membeli posisi yang bagus dalam pekerjaan, tapi tidak dapat membeli kehormatan.
Membeli obat-obatan, tapi tidak dapat membeli kesehatan.
Membeli darah, tapi tidak dapat membeli kehidupan.
Jadi..... uang bukanlah segalanya...

Bahkan uang terkadang membuatmu merasa sakit dan menderita.
Aku memberitahukan hal ini kepada kalian semua, karena aku adalah temanmu.
Dan sebagai teman aku ingin menyingkirkan semua rasa sakit dan penderitaan yang engkau alami.

Jadi, segera kirimkan semua uangmu kepadaku.


Sahabat baikmu,


Rilanda

My First Child


Mengikuti jejak bundanya, berbintang Aries. Karena lahir pada hari Selasa 02 April 2002 pas adzan Maghrib terdengar, tepatnya pukul 18:05 WIB, dengan berat 2,8 Kg dan panjang 48 cm di RS Islam Cempaka Putih-Jakarta Pusat. Dengan persalinan normal, puteri cantik ini diberi nama 'Naritsa Alifia Fatin'.

Naritsa adalah singkatan dari aNAk RIlanda dan Totok SAntoso, Alifia diambil dari huruf pertama Arab 'Alif' yang melambangkan anak pertama, sedangkan Fatin berasal dari bahasa Arab yang berarti yang menawan, mempesona, menarik/cantik. Jadi arti keseluruhannya adalah anak pertama Rilanda dan Totok Santoso yang menawan.

Diberi nama Fatin karena waktu hamil bundanya sempat bemimpi naik mobil Peugeot 406 merah marun benomor polisi 8008 bareng anak perempuan yang sangat lucu dan menawan. Kenyataannya, akhirnya memang punya mobil pertama kali, ya... Peugeot 406 merah marun tahun 1997 bernomor polisi B 8145 TY dan dikaruniai seorang putri yang memang sangat lucu dan menawan. Alhamdulillah...

Semoga sekarang dan nantinya bukan hanya parasnya saja yang menawan, tapi juga kelakuannya. Aaamiin...