Thursday, May 18, 2006

Tersentak Setelah Disentil...

Bagi saya, tahun 2004 dan 2005 merupakan tahun2 terberat dan penuh cobaan. Di bulan2 terakhir tahun 2004, Allah menyadarkan bahwa kelakuan saya selama ini ternyata nol besar. Saya terlalu terlena dengan urusan dunia. Dan Alhamdulillah... karena Allah menyayangi saya jualah, maka saya pun diberi cobaan. Saat itu, saya berusaha menguatkan tekad dan meyakinkan diri saya sendiri, bahwa saya harus tegar dan kuat menghadapinya. Karena suka atau tidak, secara tidak langsung itu adalah hasil dari perbuatan saya sendiri.

"..., maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka... " (QS. Al-Maa'idah: 49)

Rasanya telinga ini seperti disentil. Bukan hanya masalah2 di kantor yang menjadi beban saya, tapi masalah2 rumah pun ikut mendera. Untung saya bisa mengendalikan diri saya, tidak lantas terhanyut dan terjerumus ke hal2 negatif. Saya berusaha mengintrospeksi diri, sudah layakkah saya menuntut ini-itu dengan kelakuan saya selama ini?

"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan siapa yang diberi hikmah, sungguh ia telah diberi kebajikan yang banyak. Tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah: 269)

Agustus 2004, bagai disambar geledek saya mendengar kabar ini. Meskipun bulan2 sebelumnya hati ini sudah terselip keraguan. Saya bingung, saya labil, saya merasa apa salah saya? Kurang mengertikah saya selama ini? Tapi percuma saya menggugat, karena pada akhirnya semua wajah seakan2 berpaling kepada saya. Raut muka mereka seolah2 mengatakan bahwa semua ini karena kesalahan saya sendiri.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Bahkan tanpa pikir panjang, 'dia' merasa dirinya lebih tau dan mengajari saya bagaimana menurutnya yang benar. Padahal kenyataannya, 'dia'... berpengalaman pun tidak. Saya heran, meski 'dia' jauh lebih tua dari saya, tapi saya nggak ngerti cara pandangnya. Dibilang dewasa, waduh... jauh sekali, apalagi bijaksana.
Jujur... saya memang nggak tau tata cara pergaulan modern, mungkin 'dia' menganggap saya kuno dan kolot. Padahal... kalau saja 'dia' mau berpikir 'waras' sedikit, bagaimana kalau situasinya dibalik? 'Dia' yang berada di posisi saya, akankah 'dia' menghujat saya? Kenapa seakan2 'dia' merasa yang lebih berhak?

"Dan bersabarlah (jangan sedih) terhadap apa yang mereka ucapkan (celaan-celaan, fitnah) dan jauhilah mereka dengan cara yang baik." (QS. Al-Muzzammil: 10)

Cukup banyak juga buku2 yang saya baca, saya berusaha mencari 'jawaban' atas semua ini. Kadang sering juga terselip rasa 'nggak adil' di hati ini. Jelas sekali 'dia' yang salah, tetapi kenapa malah saya yang harus minta maaf?! Dari buku yang saya baca, saya harus buang jauh2 'rasa itu'. Karena jika tidak, itu berarti saya nggak tulus menerima semua ini. Sementara ditempat lain, masih banyak yang tidak seberuntung saya.
Buat apa saya mengurusi hal2 yang sudah jelas2 ada yang mengaturnya? Semua perbuatan, baik ataupun buruk, sudah ada yang mengatur pembalasannya. Dan tak perlu kuatir karena Sang Maha Pengatur pasti akan berbuat adil. Apalagi Allah sudah menjanjikan:

"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyrah: 6)

Oktober 2004, bulan puasa pun tiba. Akhirnya setelah cukup lama tertunda, saya berpikir kapan lagi saya akan memulainya, sementara di kantor tidak ada larangan untuk itu. Dosa saya sudah bertumpuk. Akankah saya membiarkan tumpukan itu semakin hari semakin bertambah tinggi? Menutup aurat adalah perintah Allah, dan tentu saja jika kita tidak menjalankan perintah-Nya maka kita akan berdosa, padahal sering kita mengaku sebagai umat-Nya. Tak ada lagi alasan untuk tidak siap, karena waktu kian hari kian bertambah. Maka Alhamdulillah... pada hari Jum'at, hari pertama dibulan yang penuh berkah, untuk pertama kalinya saya keluar rumah dengan menutup semua aurat.

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (QS. An-Nuur: 30-31)

Banyak yang bilang, semakin kita bertekad untuk menutup aurat maka semakin banyak cobaan yang datang. Ternyata itupun saya alami, godaan datang silih berganti. Bukan itu saja, cobaan pun ikut mewarnai. Tapi Alhamdulillah, saya tetap pada pendirian. Februari 2005, cobaan pun berulang. Lagi-lagi Allah menyayangi saya, memberitahukan saya semuanya tanpa sengaja. Kenapa lagi ini? Ternyata selama ini apa yang sudah saya perbaiki belumlah cukup baginya. Saya hanya bisa pasrah... Buat apa saya meributkannya, kalau inti permasalahannya bukan pada saya? Dan juga bukan saya yang harus mengambil keputusan. Saya hanya bisa menerima apapun hasilnya, karena saya yakin Allah sudah menentukan garis hidup semua umat-Nya. Saya tak lagi menggubrisnya, meski lagi-lagi... dia-'si pahit lidah' mengutuk saya. Karena saya yakin dan percaya sekali, Allah-lah yang punya kuasa, bukan manusia. Termasuk keturunan sekalipun.

"Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia ciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya). Dan Dia jadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (QS. Asy-Syuura: 49-50)

1 Comments:

At 10:59 PM, Blogger Yan Alvan said...

Wow, habis hijrah ya? selamat ya D. Gue suka banget mendengarnya.
Apapun tantangannya teruskan saja D, banyak baca buku pengembangan diri dan people skill.

Jangan pernah berharap org lain yg berubah, tp kita yg berubah menjadi lebih baik. Insya allah, org lain pun akan mengikuti.

 

Post a Comment

<< Home